
Rosneli adalah salah satu contoh serangan stroke yang terjadi saat berada di kamar mandi dan korbannya ditemukan sudah tergeletak tidak sadarkan diri. Banyak yang penasaran apakah jatuh dulu karena licin lalu kena stroke, atau stroke dulu lalu jatuh?
Meski ada beberapa kasus serangan stroke yang terjadi saat pasien berada di kamar mandi, sebenarnya bukan berarti ada hubungan secara langsung antara kamar mandi dengan serangan stroke. Bahkan tidak ada data ilmiah yang menunjukkan bahwa stroke lebih sering meneyerang saat di kamar mandi.
"Pada pagi hari tekanan darah cenderung meningkat. Bagi yang punya riwayat hipertensi, naiknya tekanan darah memang bisa merusak pembuluh darah di otak lalu memicu stroke," kata dr Adre Mayza, SpS(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat dihubungi detikHealth, Rabu (4/7/2012).
Menurut dr Adre, tubuh memiliki semacam saklar untuk mengatur naik turunnya tekanan darah pada waktu-waktu tertentu. Pada pagi hari misalnya, saklar itu akan aktif sehingga tekanan darah cenderung meningkat pada pagi hari saat kebanyakan orang sedang beraktivitas di kamar mandi.
Seperti dikatakan dr Adre, peningkatan tekanan darah di pagi hari bisa meningkatkan risiko serangan stroke. Artinya yang membuat stroke lebih rentan terjadi di kamar mandi adalah faktor waktu, yakni ketika tubuh sedang mengaktifkan saklar untuk menaikkan tekanan darah.
Lalu jika seseorang ditemukan tergeletak tidak sadar di kamar mandi karena serangan stroke, maka yang paling masuk akal adalah orang tersebut terkena stroke dulu kemudian jatuh. Pemicu stroke dalam kasus seperti itu salah satu kemungkinannya adalah peningkatan tekanan darah di pagi hari.
Ditambahkan oleh dr Adre, seseorang tidak akan terkena serangan stroke hanya karena jatuh misalnya karena terpeleset lantai kamar mandi yang licin. Jika seseorang jatuh kemudian mengalami cedera di kepala, maka dampaknya bukan stroke melainkan intra serebral bleeding atau perdarahan otak.
Demikian juga dengan mitos bahwa langsung mengguyur kepala saat mandi pagi bisa memicu serangan stroke, dr Adre kembali meluruskan. Menurutnya, kepala yang diguyur dengan air dingin sekalipun tidak akan menyebabkan perubahan suhu yang ekstrem sehingga rentan kena stroke.
Perubahan suhu saat kepala diguyur air dingin hanya terjadi di permukaan, bukan di dalam jaringan otak. Oleh karena suhu otaknya tidak berubah, maka tidak ada peningkatan risiko serangan stroke yang signifikan hanya karena cara mandinya saja yang berbeda.